BidikNusantaraNews _ Bandung, Kegiatan Napak Tilas Cai Kahuripan yang akan digelar pada tanggal 1-2 April 2021 diberbagai ruang publik, bekerja sama Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (MASRI) dengan Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut dan Komunitas Bajidoris. Kegiatan ini dalam rangka peringatan hari Air Se-dunia atau World Water Day, yang dicanangkan oleh Unisco pada setiap tanggal 22 Maret. Kata Napak, artinya ciri bekas kaki, atau pada tanah, atau pada badan, sedangkan kata Tilas artinya bekas, peninggalan dahulu, peninggalan sejarah, kemudian kata Jagat, yaitu bumi, dunia, atau seluruh alam, kata Cai adalah air, yaitu sumber vital bagi kelangsungan hidup manusia, tumbuhan, hewan, dan alam, dan kata Kahuripan, untuk menunjukan segar, ciri hidup sehat, atau sehat wal afiat menandakan karena segala keperluan hidupnya tercukupi. Adapun tempat perhelatan Napak Tilas Jagat Cai Kahuripan tersebut, di mulai dari hulu wotan (sumber air) Citarum Situ Cisanti, Situ Leunca-Pangalengan Kabupaten Bandung, Kemudian mata air di daerah kabupaten Garut antara lain Sungai Cipicung, Mata Air Datar Kadu dan mata air Cikangkung - Cisewu, Sungai Citalaga, Sungai Rahong, dan berakir di pantai Rancabuaya.
.
"Menjadi topik utama kegiatan ini adalah Harmoni Seni, Tubuh, Bunyi dengan Alam (Air). Mengapa Seni, Doa, Tubuh, dan Alam diusung menjadi tema dalam Napak Tilas Jagat Cai Kahuripan ini, dimaksudkan adalah untuk mengingatkan bahwa seni dan alam ( dua hal tersebut ) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ungkapan seni tradisi agraris yang senantiasa nilai-nilai spiritualitasnya sangat kental mengingat hubungannya dengan leluhur dan lingkungan alamnya. Sementara kesenian sekarang hanya untuk kepentingan keuntungan bisnis semata, dengan mengesampingkan kearifan lokal budaya dan sumber alam. Seperti halnya, Seni, Doa, tubuh, dan alam (air) bukan lagi menjadi bagian ritual agraris, namun hanya menjadi sumber eksploitasi ekonomi belaka, dan meninggalkan nilai sosial budaya.
Tubuh yang berpartisipas dalam lingkungan masyarakat agraris selaras dengan peristiwa budaya yang berkaitan dengan ritual untuk tujuan suci, yaitu untuk kesuburan, keselamatan, maupun syukuran, penyembuhan dan hiburan" ujar Nanu Munajar, S.Sn.,M.Sn ( Abah nanu ) Ketua MASRI Indonesia saat di wawancara Jurnal 1.id Bandung, ( 14/04/2021)
Tubuh dengan multi warnanya yang berkaitan dengan energi fisik, kejiwaan, spiritual, berada diantara positif dan negative. Ungkapan keberagaman tubuh itulah yang menjadikan sangat khas dalam khazanah seni pertunjukan di Indonesia, kekhasan tubuhnya mewarnai keunikan seni tubuh sekaligus menjadikan kekuatan ciri di berbagai daerah Indonesia. Sebagaiman kita ketahui, bahwa ungkapan tari medianya tubuh, lewat tubuh itulah tari menjadikan tubuh sebagai media ungkap utamanya. Maka oleh karena itu, bahasa ungkapan tari sejatinya melalui gerak tubuh, lewat tubuh adanya keindahan yang mendalam merupakan pernyataan yang menarik dari sang pencipta tubuh, melalui gerak tubuh tersebut tari berinteraksi dengan alam.
(Red.MF)
Tidak ada komentar: