MENAPAK SAAT-SAAT TERAKHIR REZIM (2): Seruan Nasional untuk Selamatkan Indonesia dan Merdeka Kembali...*
Bidik Nusantara news
Saya memang tidak hidup di jaman Soekarno kecil... beda kami 40 tahun lebih... Tapi aku membaca cerita waktu kecilnya Soekarno... Dia orang Jawa Timur... mungkin ada darah Majapahit... hanya itu persamaannya. Dia lahir di Surabaya... saya di Tulung Agung.
Soekarno tidak beda dari anak-anak Indonesia lain pada umumnya yang hidup sederhana dan apa adanya di jaman penjajahan Belanda... Tapi garis hidupnya memang hanya Allah yang telah menuliskannya. Soekarno menjadi dewasa secara luar biasa. Orang tuanya yang tidak terkenal, bahkan sampai sekarang, tanpa sadar, tapi "tahu" siapa Soekarno nantinya... Maka Soekarno sering disebutnya sebagai "anak Fajar"...
Kelahirannya di Tanah Nusantara seakan-akan menjadi penerang bagi seluruh Buana, tidak sekedar Nusantara, tapi seperti "Fajar Menyingsing" yang membikin Negara-Negara dan Bangsa-Bangsa di seluruh Dunia, Asia, Afrika dan Amerika Latin, untuk bangun, bangkit melawan kolonialisme dan merdeka... Sungguh luar biasa...
Kemudian memang Allah pula yang mempertemukannya dengan Hatta... Seperti Musa dan Harun... Sampai sekarang tidak ada duanya yang seperti Soekarno-Hatta di Dunia ini. Indonesia yang luar biasa besar dan kaya-rayanya, yang tiada pula duanya, berhasil dipersatukannya dari Sabang sampai Merauke... Sungguh luar biasa!
Jadi, wahai Rakyat Bangsa Indonesia... para tokoh dan aktivis... juga para Pendatang Asing... jangan sombong kau! Dibanding dengam perjuangan Soekarno-Hatta, kau belum sepotong kukunya. Sudah diantarkannya pula kalian ke depan Pintu Gerbang Kemerdekaan... Tapi malah kalian hancurkan Negeri Pertiwi ini... sehancur-hancurnya... Sungguh bedebah! Dan biadab!
Soekarno kecil tidak berbeda dari kebanyakan kita... yang hidup tidak berkecukupan. Entah karena itu atau yang lain, dia berpindah-pindah sekolah... dari Surabaya ke Tulung Agung... sekolah menengah pertama di Surabaya lagi... pernah pula di sekolah menengah atas di Semarang... lalu kembali ke Surabaya menjadi muridnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Di situ Soekarno belajar menjadi penulis dan ahli pidato...
Lulus SMA di jaman Belanda itu, melanjutkan sekolah di Sekolah Tinggi Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung), Jurusan Teknik Sipil, satu-satunya Jurusan. Lulus sebagai insinyur, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia. Dari situ Soekarno mulai berpidato di mana-mana menyampaikan Suara Perjuangan untuk Kemerdekaan Indonesia. Luar biasa... pidato-pidato dan tulisan-tulisannya mendapat sambutan dari seluruh penjuru Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berang, Soekarno diberi peringatan dan rapat-rapatnya dibubarkan. Akhirnya Soekarno ditangkap, ditahan dan diadili serta dipenjara. Selanjutnya dibuang sekeluarga ke Flores, lalu ke Bengkulu.
Sementara itu, adalah seorang pemuda Mohamad Hatta yang sedang belajar Ilmu Ekonomi di Belanda. Bersama teman-temannya dari Hindia Belanda mendirikan Perhimpoenan Pemoeda Indonesia. Mereka menggugat Pemerintah Belanda atas penjajahannya terhadap Hindia Belanda, dan menuntut diakhirinya penjajahan tersebut. Hatta dan kawan-kawannya pun ditangkapi, ditahan dan diadili... Tapi mereka menang.
Sesudah menyelesaikan sekolahnya, sebelum pulang, Hatta sempat mengambil kuliah Hukum Tata Negara. Ilmu-ilmunya itulah yang menghiasi banyak Pasal dalam UUD 1945 Asli. Hatta pulang dan segera menemui Soekarno. Hatta pun mendirikan Partai Pendidikan Indonesia, dan menerbitkan koran Daoelat Rakjat.
Tulisan-tulisan Hatta tentang kemerdekaan pun membikin Pemerintah Hindia Belanda murka... Seperti Soekarno, Hatta beserta teman-temannya para lulusan Belanda pun ditangkapi, ditahan dan dibuang, antara lain, ke Digul, Irian Barat, lalu ke Banda.
Perjuangan Soekarno, Hatta dan tokoh-tokoh lain tidak pernah usai. Mereka memanfaatkan kedatangan Penjajah Jepang (1942-1945) untuk kemerdekaan. Bersama Sutan Syahrir dan tokoh-tokoh pejuang lainnya, serta para pejuang Pembela Tanah Air (PETA), akhirnya Soekarno dan Hatta bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, atas nama Bangsa Indonesia... Yaitu sesudah Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa Barat.
Sebelumnya, menjawab pertanyaan penguasa Jepang, atas dasar apa Indonesia mau menjadi negara yang merdeka, Soekarno-Hatta dan para Pejuang Kemerdekaan mendirikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada Maret 1945. Pada Maret itu pula Soekarno-Hatta bersama tim yang dipimpin oleh Mr. Soepomo, konsep atau draft Konstitusi UUD 1945 pun sudah disiapkan.
Di dalam Sidang-sidang BPUPKI tersebut Soekarno menyampaikan pidatonya pada 1 Juni 1945. Yaitu, untuk menjawab pertanyaan Penguasa Jepang tentang Dasar Negara. Keluar dari mulut Soekarno sendiri, dasar negara itu disebutnya Pancasila: "... di atas dasar itu kita bangun Negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat..."
Melalui serangkaian peristiwa sesudah itu, termasuk dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), akhirnya pada 18 Agustus 1945, Pantjasila ditetapkan sebagai Dasar Negara, bersamaan dengan lahirnya Oendang-Oendang Dasar Negara Repoeblik Indonesia 1945... Soekarno-Hatta terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama secara aklamasi oleh Front Kesatuan Nasional Indonesia, cikal bakal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
Ternyata Perjuangan untuk Kemerdekaan belum selesai. Inggris sebagai sekutu Belanda dan AS tidak peduli dengan Proklamasi Kemerdekaan RI. Mereka mau mengambil alih kekuasaan Jepang yang kalah perang atas Hindia Belanda. Perjuangan oleh Rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan melawan Inggris pun terjadi di Surabaya pada 10 November 1945. Kolonialis Inggris mundur setelah 2 Jendralnya terbunuh...
Tetapi perjuangan kemerdekaan berupa "pemindahan kekuasaan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya" masih harus diwujudkan terus agar mendapatkan pengakuan Dunia. Maka dipaksakanlah terselenggaranya Konferensi Meja Bundar (KMB) di den Haag pada 23 Agustus sampai 2 November 1949. Bung Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia berhasil mendapatkan Pengakuan Internasional atas Kemerdekaan Indonesia.
Hadir dalam KMB adalah perwakilan PBB dan perwakilan Kerajaan-kerajaan dan Kesultanan-kesultanan Nusantara yang belum menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dimulailah Pembangunan Indonesia, sementara tidak bisa dihindarkan terjadinya berbagai pergolakan di dalam negeri. Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta pun berhasil meluncurkan Program Delapan Tahun Pembangunan Semesta Berencana... Program itu pun terhenti karena berbagai konflik politik dalam negeri yang tak bisa dihindarkan...
Proklamasi Kemerdekaan oleh Pribumi Indonesia yang mayoritas Muslim memang sangat menakutkan bagi para Superpowers pasca Perang Dunia. Dari pihak Kolonialis Barat sudah ada kesepakatan, bahwa Indonesia harus dihancurkan dan dikuasai kembali dengan berbagai cara... Awalnya adalah dengan menyingkirkan Soekarno-Hatta. Langkah berikutnya dengan menghancurkan Konstitusinya...
Indonesia memang kemudian menjadi hancur seperti sekarang. Tetapi Indonesia memang bukan seperti Amerika Serikat. Pribumi orang Indian AS berkulit Merah sudah habis, dibunuhi dan disingkirkan secara sistimatik (genosida). Yang tinggal dan berkuasa adalah Kaum Pendatang: Bule, Item, Coklat, Kuning dan Tètèk- Bengèk tidak karuan... Itulah Nasionalisme mereka. Indonesia pun mau diperbuat seperti itu...
Sekalipun mayoritas mereka adalah Macem-macem Bule, bisa ada Presiden Item, macam Barack Obama, itu pun setelah 300 tahun merdeka.
Republik Indonesia yang Pribumi dan mayoritas Muslim tidak seperti itu... Kita sudah bersepakat sejak Sumpah Pemuda 1928, bahwa Indonesia adalah dari Orang Indonesia, oleh Orang Indonesia dan untuk Orang Indonesia... Kemudian dikuatkan dengan Konstitusi UUD 1945 Asli, bahwa Presiden RI haruslah Orang Indonesia Asli, bukan Orang Keturunan... terlarang bagi Totok dan Keturunan Cina, Arab, India, Bule ataupun yang lain.
Karena itu, para Superpowers mantan Kolonialis itu mau menghacurkan Indonesia... Mereka dibantu para pengkhianat di dalam Negeri. Entah bagaimana Amien Rais dulu bisa membikin persekongkolan dengan mereka mengubah Konstitusi Asli kita. Bisa saja terjadi peristiwa macam SBY yang kepergok mencabuli isteri Opsirnya di Fort Bening, Georgia, AS... lalu bersedia menjadi Boneka AS demi kedudukan Presiden RI.
Mari... di tengah-tengah kehancuran Indonesia oleh Asing, Aseng dan para Pengkhianat dan Begundal-begundal Domestik, kita bersatu kembali, rakyat kebanyakan, pemuda dan mahasiswa, akademisi, aktivis, para tokoh politik, alat-alat Negara, baik yang masih aktif maupun purnawirawan, para ulama dan santri, bangkit dan menyampaikan SERUAN NASIONAL UNTUK Menyelamatkan Negara Republik Kesatuan Proklamasi 1945: Kembali Berlakukan UUD 1945 Asli... Gulingkan Rezim Joko Widodo... Bentuk Pemerintah Transisi... Kita Merdeka kembali!
Perang Bharata Yuda mungkin harus terjadi... Tetapi kalau tidak perlu, bergabunglah bersama Seruan Nasional... Waktunya sudah sangat dekat!
Sri-Bintang Pamungkas
Tidak ada komentar: